Setelah lulus dari sekolah menengah, tak sedikit orang yang memutuskan untuk rehat dan menunda masuk ke jenjang perguruan tinggi. Ada berbagai alasan untuk gap year atau menunda, bisa karena masalah finansial, ingin eksplorasi diri, atau belum mendapatkan perguruan tinggi dan jurusan impiannya.
Banyak calon mahasiswa yang akhirnya memutuskan untuk menunda studinya di perguruan tinggi dan menggali kemampuan dan potensinya lebih dalam. Durasi penundaannya juga berbeda-beda, ada yang menunda satu tahun hingga tiga tahun.
Kini keputusan untuk menunda studi lanjutan lebih dikenal dengan sebutan ‘gap year’. Tak hanya itu, beberapa orang juga menggunakan sebutan ‘semi gap year’. Lantas, apa perbedaannya? Simak yuk penjelasan bedanya gap year dan semi gap year.
Apa itu Gap Year?
Gap year merupakan sebutan yang lazim digunakan untuk menyebut waktu rehat selagi menunggu pendaftaran ke kampus impian. Biasanya para calon mahasiswa yang belum diterima di kampus atau program studi impiannya memutuskan untuk rehat dan menunggu tahun selanjutnya.
Gap year merujuk pada waktu seseorang untuk rehat dari dunia pendidikan formal, dimana pada masa tersebut tidak ada kegiatan perkuliahan sama sekali hingga diterima dan masuk ke perguruan tinggi.
Selagi menunggu tahun ajaran baru selanjutnya, waktu menunda kuliah biasanya diisi dengan berbagai kegiatan yang positif.
Alasan Memutuskan Gap Year
Memutuskan untuk menunda perkuliahan tentu membuat sedih terutama bagi seorang anak yang sangat ingin berkuliah di tempat impiannya. Namun memutuskan rehat sejenak bukanlah hal yang buruk. Ada banyak alasan mengapa akhirnya memutuskan menunda studi, biasanya karena hal-hal berikut:
- Belum diterima di kampus impian
- Belum diterima di program studi impian
- Terkendala biaya saat diterima di tempat tujuan
- Sengaja mengambil jeda untuk bekerja
- Ingin beristirahat setelah wajib belajar 12 tahun
Selain alasan-alasan di atas, banyak juga alasan mengapa akhirnya memutuskan untuk menunda berkuliah. Pada intinya, gap year ini hal yang umum dilakukan dan tidak ada salahnya untuk dilakukan.
Banyak orang yang akhirnya menemukan peluang lain dan potensi diri yang lebih besar selagi mengambil waktu jeda sebelum masuk ke perguruan tinggi. Hal yang terpenting selama mengambil jeda, usahakan melakukan kegiatan yang positif dan bermanfaat agar tetap produktif.
Apa Itu Semi Gap Year?
Selain gap year, ada juga sebutan lain yang kerap digunakan untuk menyebut waktu rehat. Apakah kamu pernah mendengar kata semi gap year? Meski cukup mirip, ada sedikit perbedaan dari keduanya.
Jika gap year merupakan masa dimana seseorang memutuskan rehat dari dunia akademik sampai pendaftaran perguruan tinggi selanjutnya, semi gap year sedikit mirip. Perbedaannya adalah biasanya seseorang tetap mengambil kelas perkuliahan meski ingin pindah ke jurusan atau kampus lain.
Semi gap year merupakan sebutan yang merujuk pada masa dimana seseorang sudah diterima di perguruan tinggi dan sedang menjalani perkuliahan, namun ingin mencoba mendaftar perguruan tinggi lagi di tahun ajaran selanjutnya.
Hal ini juga lumrah terjadi di dunia perkuliahan sebab banyak mahasiswa yang merasa salah jurusan, tidak cocok dengan lingkungan kampus, dan banyak faktor lain yang akhirnya membuat seorang mahasiswa menjalani perkuliahan sambil belajar masuk PTN.
Alasan Memutuskan Semi Gap Year
Ada banyak faktor mengapa seseorang memutuskan untuk tetap ingin mendaftar perguruan tinggi lain meskipun telah menjalani perkuliahan. Keputusan ini sebenarnya diambil berdasarkan alasan pribadi setiap orang, namun umumnya orang yang mengambil keputusan ini dipengaruhi oleh hal berikut:
- Merasa salah jurusan
- Tidak cocok dengan lingkungan kampus yang sekarang
- Ingin mencoba mendaftar di kampus atau jurusan impian
Memutuskan semi gap year sendiri bukanlah keputusan yang mudah. Saat memutuskan hal ini, penting untuk mengatur manajemen waktu antara kuliah dan belajar untuk ujian masuk perguruan tinggi selanjutnya.
Seringkali persiapannya tidak maksimal karena kesulitan membagi waktu. Untuk itu, sebelum memutuskan sebaikanya pikirkan dengan matang dan pertimbangkan berbagai hal agar tidak kehilangan masa kuliah di semester awal namun masih memiliki peluang lain di kampus yang baru.
Memanfaatkan Waktu Rehat dengan Ikut Bimbel
Selagi memutuskan rehat hingga waktu pendaftaran dan ujian masuk perguruan tinggi tiba, ada banyak hal yang bisa dilakukan agar tetap produktif. Selain melakukan berbagai kegiatan bermanfaat, waktu ini juga bisa dimanfaatkan dengan mengikuti bimbingan belajar (bimbel) agar persiapan lebih maksimal.
Dengan mengikuti bimbel, persiapan untuk masuk perguruan tinggi negeri akan lebih matang sebab dibimbing oleh mentor yang akan mengajari soal-soal ujian masuk PTN.
Selain mengerjakan soal ujian, dengan mengikuti bimbel juga bisa mengetahui berbagai peluang lain yang lebih menguntungkan sesuai dengan hasil perolehan nilai selama belajar di tempat bimbel.
Dengan ini, selagi menunda kuliah persiapannya akan lebih cukup agar selanjutnya dapat diterima di tempat yang diinginkan. Pada dasarnya, memutuskan menunda kuliah tidak ada yang salah asalkan waktu tersebut dimanfaatkan dengan baik.
(SS)